Thursday, January 11, 2007

Slow Weaning n UHT

Alhamdulillah ibu bisa kasih aldien ASI sampe 2 tahun, tapi sayang ibu ga bisa kasih aldien ASI Eksklusif secara dulu ibu belum ikut milis sehat jadi belum begitu paham tentang ASI eksklusif. Ceritanya gini pas mo mudik lebaran kemaren ibu sempet bingung gimana yah klo nanti di kereta aldien minta ASI, duh keknya gak mungkin deh ibu ngasih aldien ASI di tengah keramain gitu. Akhirnya inget ceritanya mbak Luluk kenapa gak ikutin slow weaningnya Alysa aja, yah udah ibu mulai dengan tidak menawarkan memberikan ASI ke aldien kecuali klo dia minta aja kasian juga sih liatnya tapi lebih kasian lagi klo ibu gak kasih aldien ASI sama sekali. Lama-lama aldien jarang minta ASI lagi sampe bisa lepas sama sekali dan tanpa paksaan seperti payudara dikasih merah2 or yg pahit2 lah biar aldien takut, atau dipaksa tidak boleh 'nen' sama sekali.

Sejak berumur 1 tahun aldien dah ibu kasih susu UHT, menurut milis kesehatan yg ibu ikuti kebutuhan susu anak umur > 1 tahun itu hanya kalsiumnya saja untuk zat2 lainnya bisa didapat dari makanan, bener juga yah selama ini kan ibu terbuai oleh janji2 dari produsen susu yg katanya susu produksi mereka bisa membuat anak lebih pinter, lebih sehat dan gak gampang kena penyakit karena sudah dilengkapi dengan zat2 seperti AHA, DHA, spyngomielin what ever lah pokoknya. Ibu juga dah mulai bosen menerima telpon dari bbrp produsen susu yg selalu gencar menawarkan produk2 mereka, dan lebih parahnya lagi waktu mereka menelpon kadang tidak tepat hal ini membuat ibu jadi jengkel juga.

Alhamdulillah setelah minum susu UHT ini aldien sehat2 aja, malah lebih seger dibanding susu lainnya karena susu UHT ini merupakan susu murni asli yg disterilisasi dengan suhu tinggi jadi gak usah takut basi.

O'ya gara2 ibu pernah curhat di milis sehat ttg susu UHT ini nama ibu sempet masuk koran Kompas euy.. bangganya ibu bisa mejeng di koran yg pembacanya hampir di seluruh Indonesia, ini berkat salah seorang anggota milis yg bernama mbak Sari, makasih ya mbak dah menginterview aku smp aku bisa mejeng di Kompas, gak lupa juga buat milis Sehat (u.p dr.Wati) yg dah memberikan bekal ilmu buat pedoman ibu membesarkan aldien.

"Be Smarter Be Happier"

Wednesday, September 13, 2006

Terrible Two

Psikologi anak oleh Retno G Kusuma
Tangisannya Berjam-jam
Kunci meredakan tangisan dan teriakan anak adalah bersikap tenang dan
tidak perlu tergesa-gesa. Orangtua yang nampak gelisah atau memendam
kemarahan tentu akan sulit menerima kondisi si kecil yang juga sedang
tidak nyaman dengan tangisannya sendiri. Anak membutuhkan figur yang
tenang dan mampu mengendalikan emosinya ketika mendekati anak. Kontrol
emosi Anda akan membuat suatu ruang toleransi apapun reaksi tambahan
yang akan dikeluarkan anak.

SAYA Ibu bekerja di kantor Pemda dengan lima hari kerja, demikian juga
suami. Kami memiliki seorang anak berusia 2 tahun 3 bulan, laki-laki,
sehari-hari diasuh pembantu sejak usia 5 bulan. Yang menjadi
permasalahan saya adalah anak ini kalau menangis rasanya tidak
berhenti dan bisa hampir satu jam. Padahal saya sudah membujuknya
dengan bermacam-macam cara, sampai kadang-kadang habis rasanya
kesabaran saya. Pernah tangan saya hampir memukulnya tetapi saya
urungkan karena tangisnya makin meledak. Yang sering adalah pelototan
mata dan nada ancaman kalau dia tidak mau diam dari tangisannya.

Saya sering tidak habis pikir, kenapa anak laki-laki kok bisa cengeng
seperti itu. Kondisi ini makin memburuk sejak ulang tahunnya yang
kedua. Memang sebelumnya dia tergolong anak yang mudah menangis tetapi
akhir-akhir ini hal sepele saja bisa membuatnya menangis berjam-jam,
terutama kalau saya dan bapaknya ada di rumah.

Apakah ada hambatan perkembangan pada anak saya? Apa yang sebaiknya
saya lakukan? Mohon penjelasan dan petunjuk dari Ibu. Terima kasih
sebelum dan sesudahnya.

Ayu, Denpasar

Tangisan anak itu suara musik alam yang indah. Memang kalau mendengar
suara bayi menangis berjam-jam maka akan menimbulkan rasa cemas dalam
diri kita, tetapi kalau anak 2 tahun menangis berjam-jam tidak
berhenti padahal segala cara sudah kita keluarkan untuk membujuknya,
biasanya kejengkelan lingkunganlah yang akan muncul. Pada akhirnya
cara kekerasan baik secara fisik maupun verbal berupa nada ancaman
sering dicobakan untuk menjadi 'senjata pamungkas'.

The Terrible Two adalah julukan yang sering dilontarkan untuk si 2
tahun yang memang sudah mulai sering menentang dan banyak ulah.
Negativistic & Tantrum yaitu bersikap negatif, semau gue, tidak mau
diatur, keras kepala, di sisi lain suka merajuk, mudah mengamuk dan
emosional memang merupakan ciri perkembangan si 2 tahun. Memang untuk
perkembangan sampai usia 5 tahun, masa 2 tahun merupakan masa yang
paling sulit, di mana sering terjadi suatu transisi dari anak yang
manis menjadi anak yang penentang dan terlihat 'nakal' di mata
lingkungannya. Masalahnya sebenarnya terletak pada orangtua, bagaimana
trik-trik yang dimilikinya untuk 'mengelola' anak sehingga menjadi
manis dan penurut kembali.

Menurut Hans Grothe, seorang psikolog perkembangan dari Jerman,
sebenarnya tangisan dan teriakan tantrum anak ternyata tidak berkaitan
dengan usia. Tak hanya si 2 tahun yang melakukannya, si 3 atau 5 tahun
pun kadang-kadang masih melakukannya. Memang frekuensi yang terbanyak
adalah pada si 2 tahun. Menurutnya ada 3 kunci untuk meredakan
tangisan anak yaitu ketenangan, ketenangan dan ketenangan. Tentu saja
dalam tiga tataran yang berbeda-beda. Dan kemampuan ini tidak begitu
saja jatuh dari langit melainkan para orangtua harus melatih dan
belajar melihat reaksi anak.

Menjadi orangtua sebenarnya seperti seorang peneliti di laboratorium.
Mencoba sebuah formula pola asuh, memecahkan masalah sesuai dengan
budayanya serta kemudian melihat reaksi yang terjadi dengan dicobakan
formulanya. Apabila tidak cocok dan reaksi buruk maka harus dicobakan
formula yang lain sampai cocok. Dan biasanya formula yang cocok untuk
satu anak belum tentu cocok untuk anak yang lainnya. Jadi berlatih dan
belajar menjadi peneliti adalah tugas orangtua agar sukses mendidik
anak-anaknya. Beberapa formula ini silakan dicoba.

Tenang, Tenang dan Tenang

Kunci meredakan tangisan dan teriakan anak adalah bersikap tenang dan
tidak perlu tergesa-gesa. Tidak perlu panik dan jengkel bila si 2
tahun meledak tangisnya. Orangtua yang nampak gelisah atau memendam
kemarahan tentu akan sulit menerima kondisi si kecil yang juga sedang
tidak nyaman dengan tangisannya sendiri. Anak membutuhkan figur yang
tenang dan mampu mengendalikan emosinya ketika mendekati anak. Kontrol
emosi Anda akan membuat suatu ruang toleransi apapun reaksi tambahan
yang akan dikeluarkan anak. Latihan bagi para orangtua untuk mencapai
ketenangan adalah dengan pernafasan perut, minum segelas air putih,
mencuci muka dan yang penting empati pada keadaan anak bahwa kita
harus membantunya keluar dari tangisan dan situasi yang sedang tidak
mampu dikendalikannya.

Sentuhan

Bagi anak, ketenangan dapat dicapai dengan mudah melalui suatu
sentuhan. Jadi apabila Anda tenang dan siap menghadapi si 2 tahun
tanpa bersikap emosional, belaian pada rambut usapan pada punggung,
memeluknya ke pangkuan atau menggedongnya ke tempat yang lebih tenang,
akan menenangkannya segera.

Meskipun demikian kalau tangisan menghantam emosinya begitu kuat
terhadang sentuhan justru mengganggunya dan membuatnya marah, tentu
jangan memaksa. Biarkan kemarahannya reda terlebih dalu, berikan waktu
anak meredakan emosi dan kemarahan serta ketidaknyamanan yang
dirasakannya. Lalu pelan-pelan dan setahap demi setahap dekati dan
tunjukkan ketenangan dan sentuhan Anda.

Alihkan Perhatian dan Bersikap ''Tuli''

Sekali lagi perlu diingat 2 tahun adalah masa sulit, dan penuh
tantangan. Terkadang anak begitu sukar dikendalikan, bahkan menolak
untuk disentuh atau diberi perhatian. Sekali lagi jangan memaksakan
diri. Cara yang jitu menurut banyak ahli perkembangan anak adalah
bersikap ''tuli'' pada tangisannya dan mengalihkan perhatian kita agar
tidak terganggu dengan tangisannya. Misalnya pura-pura ke dapur untuk
memasak, memperhatikan burung yang terbang atau mengomentari mobil
yang lewat. Untuk itu diperlukan kecepatan berpikir dan improvisasi
kita. Biasanya anak akan terpengaruh dan melupakan tangisannya karena
tertarik dengan hal baru di sekitarnya. Selamat melatih diri untuk
menjadi orangtua yang tenang, tenang, dan tenang...!

Agar ASI lancar di awal masa menyusui

Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada ibunya di 20 - 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun anastesi yang diberikan ke ibu saat proses melahirkan. Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan bawaan utk melakukan proses latch-on (proses masuknya sebagian besar ke dalam mulut bayi hingga ia dapat "mengunci" dan menyusu dg baik) dan menyusu dengan baik. Riset menunjukkan bahwa bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari payudara ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit. Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan akan membuat bayi kehilangan kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya. Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan (Righard and Alade 1990; Widstrom et al. 1990; Wang and Wu 1994). Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi mendapatkan kesempatan utk melakukan proses inisiasi menyusui paling tidak satu jam pertama setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses lancarnya ASI di kemudian hari.

Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi lahir, beberapa bayi nampak tidak dapat latch on dengan baik setelah ia lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural atau anastesi lainnya yang diberikan ibu selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi mengurangi refleks bayi mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga meningkatnya temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi (Ransjo-Arvidson et al. 2001).

Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat menyusu setelah ia lahir bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika bayi sulit menyusui atau melakukan latch on. Sehingga problem tersebut dapat segera diatasi. Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin meningkatkan reseptor hormon prolaktin (Lihat kolom di halaman 144.)

Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat dilakukan, alternatif terbaik berikutnya adalah memerah ASI atau pompa ASI selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga bayi dapat menyusu. Tindakan tsb dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan di RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan breastpump elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.

Suasana yang menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan dan terciptanya bonding antara ibu dan bayi. Meskpun tidak mudah membuat suasana spt it di RS, namun adanya dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI.

Menyusui Pasca Melahirkan dengan Operasi Cesar

Ibu yang melahirkan dengan cara operasi cesar (c-sections) seringkali sulit menyusui bayinya segera setelah ia lahir. Terutama jika ibu diberikan anastesi umu. Ibu relatif tidak sadar untuk dapat mengurus bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Meskipun ibu mendapat epidural yang membuatnya tetap sadar, kondisi luka operasi di bagian perut relatif membuat proses menyusui sedikit terhambat. Sementara itu, bayi mungkin mengantuk dan tidak responsif untuk menyusu, terutama jika ibu mendapatkan obat-obatan penghilang sakit sebelum operasi. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa proses melahirkan dengan cesar akan menghambat terbentuknya produksi ASI (Dewey et al. 2003; Grajeda and Perez-Escamilla 2002; Rowe-Murray Fisher 2002; Hartmann 1987). Meskipun demikian, menyusui sesering mungkin setelah proses kelahiran dg cesar akan meminimalisasi masalah-masalah tsb. Bahkan beberapa ibu yang melahirkan dg cesar memiliki produksi ASI yang berlimpah.

Kehebatan Kolostrum

Tiap ibu perlu mengetahui dan menghargai betul betapa berharganya kolostrum. Kolostrum, cairan bening kekuningan yang sering disebut "Pre-milk", akan diproduksi di hari-hari pertama menyusui. Kolostrum, kemudian disusul dengan ASI "matang", akan menjaga dan melindungi bayi seperti plasenta saat ia dalam kandungan ibu. Kolostrum relatif rendah lemak dan karbohidrat, tetapi kaya akan protein. Kandungan tsb sangat tepat sesuai dengan kebutuhan bayi di hari-hari pertama. Kolostrum mudah dicerna dan mengandung sel-sel hidup yang memberikan proteksi terhadap berbagai bakteri, virus dan alergen. Kolostrum ini akan melindungi bagian dalam usus bayi dan menjaganya dari absorpsi substansi-substansi yang dapat menyebabkan terjadinya alergi. Faktor imun seperti IgG dan IgA sangat banyak jumlahnya dalam kolostrum dibandingkan dengan ASI matang.

Kedua zat imun tsb akan menstimulasi dan meningkatkan sistem imun bayi. Dan penelitian menunjukkan bahwa manfaat tsb akan terus didapatkan bayi selama hidupnya. Lebih jauh lagi, kolstrum beraksi sebagai laxative ("obat pencuci perut") yg efektif, mulai dari membuang meconium dari usus, hingga memecahkan bilirubin (substansi yg dapat membuat bayi menjadi kuning). Dua minggu kemudian, kolostrum akan berubah komposisi menjadi ASI matang. Namun kondisi tsb tidak terjadi secara sekaligus. Kolostrum akan secara perlahan berubah menjadi ASI matang. Karena itu ASI yang dihasilkan di saat-saat tsb terlihat lebih kekuningan dibandingkan ASI yg dihasilkan kemudian.

Terkadang kita jumpai beberapa ibu yang belum dapat menghasilkan ASI di awal setelah kelahiran bayinya. Ibu-ibu yang tidak melihat kolostrum saat menyusui bayinya akan merasa khawatir jika dirinya tidak dapat memproduksi ASI. Namun, kenyataan bahwa tidak terlihatnya ASI saat bayi menyusu, bukan berarti ASI (kolostrum) tidak keluar. Kolostrum yang dihasilkan ibu umumnya diproduksi dalam jumlah yang sangat kecil, yaitu sekitar 7.4 sendok teh (36.23 ml) per harinya. Atau sekitar 1.4 hingga 2.8 sendok teh (6.86-13.72 ml) sekali menyusu. Dan jumlah yang sangat sedikit tsb akan segera diminum dan ditelan oleh bayi (Hartmann 1987; Hartmann and Prosser 1984; Houston et al. 1983). Kenyataan bahwa warna dari kolostrum yang bening kekuningan dan tampak spt air liur menyebabkan kolostrum sulit untuk diidentifikasi. Sehingga tak jarang ibu yang merasa ASInya belum keluar, padahal ASI (kolostrum) nya sudah keluar. Memerah ASI di awal-awal pasca melahirkan akan terasa sulit, karena payudara terasa bengkak. Disini ibu membutuhkan bantuan dari konsultan laktasi. Selanjutnya seiring dengan waktu dan makin seringnya ibu memerah ASI, maka ibu akan lebih terampil dalam memerah ASI.

Karena sedemikian berharganya kolostrum, maka pastikan ibu memberikannya ke bayi meskipun hanya dalam jumlah yg amat sangat sedikit. Kolostrum ini akan menjadi hadiah yang tak ternilai harganya utk anak. Karena manfaatnya yang demikian hebat, maka segala macam upaya dalam memberikan kolostrum akan menjadi hal yang patut diperjuangkan.

Rooming-In (Rawat Gabung)

Banyak RS yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya selama 24 jam. Kondisi ini dinamakan rawat gabung. Meskipun selama ini banyak RS yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat (Yamauchi and Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo and Kaminski 2000). Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung (skin-to-skin contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997). Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua kondisi tsb akan membantu kelancaran dari produksi ASI.

Susui bayi sesering mungkin

Seperti yang telah diketahui bersama, ibu harus menyusui sesering mungkin kapanpun bayi menginginkannya. Ini berarti, paling tidak tiap 2 hingga 3 jam sekali dan tiap 4 hingga 5 jam di malam hari dari 8 hingga 12 kali menyusui selama 24 jam. Coba kalkulasikan berapa lama bayi menyusu, mulai dari awal hari menyusu hingga akhir hari. Umumnya bayi menyusu kira-kira 20-40 menit sekali menyusu, tapi bukan berarti ibu harus melihat jam dan mengukur lamanya bayi menyusui. Di minggu-minggu pertama menyusui, terutama saat bayi baru lahir, hari-hari ibu terasa hanya diisi dengan kegiatan menyusui saja. Saat bayi baru selesai menyusui, ibu harus menyusu kembali. Ini sangat lumrah terjadi. Sebelum ASI matang keluar, bayi akan terasa begitu rakus menyusu. Hal ini disebabkan lambung bayi yang begitu kecil, sehingga mereka mudah lapar.

Makin sering bayi menyusui akan memperbanyak ASI yang diproduksi. Hal ini disebabkan oleh stimulasi maksimum dari reseptor-reseptor prolaktin yang akan memicu produksi ASI dalam jumlah sebanyak mungkin. Bulan pertama menyusui adalah masa pembelajaran utk bayi. Di bulan tsb, ia berusaha menguasai betul bagaimana teknik menyusui yang tepat. Hingga masuk ke bulan berikutnya, ia dapat menyusu dengan baik dalam waktu yang singkat. Dengan selalu berada di dekatnya, Ibu dapat memastikan tanda-tanda awal bayi lapar (mimik muka tanda haus, dsbnya). Jadi ibu dapat segera menyusuinya sebelum bayi kelaparan dan menangis karena stres. Jika hal ini dilakukan, ibu dan orang sekitar ibu akan terhindar relatif jauh dari stres.

Seiring waktu, ibu tidak selalu menghabiskan waktu dengan menyusui sepanjang hari. Ingatlah bahwa ibu dalam masa pemulihan pasca melahirkan, sehingga ibu butuh banyak istirahat. Menyusui adalah cara alami untuk memastikan ibu dapat berisitrahat dengan baik. Terutama di sela waktu menyusui. Ibu dapat beristirahat saat bayi sedang tidak menyusu. Semakin bertambahnya waktu juga, bayi akan memiliki pola menyusui. Sehingga ibu dapat mengatur waktunya dengn baik. Pola menyusui yang bayi atur akan sangat spesifik sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan emosinya hingga kebutuhan fisiologisnya. Dan pola menyusui tsb akan terus berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.

Lindungi diri dengan lingkungan yang supportif

Masa menyusui adalah masa yang paling sensitif dalam kehidupan ibu. Baik secara fisik ataupun emosional. Begitu ibu mulai menyusui, ibu butuh lingkungan yang supportif, yang mendukung ibu dari berbagai keraguan dan kritikan. Menyusui memang hal biologis yang wajar. Namun di dalam masyarakat, kita masih sering menjumpai orang-orang yang tidak nyaman dengan keberadaan ibu menyusui. Dan orang-orang ini akan banyak melontarkan pertanyaan-pertanya an yang sinis seputar produksi ASI ibu. Hal ini disebabkan oleh minimnya pengetahuan yang mereka ketahui tentang menyusui dan kadang dipengaruhi oleh anggapan yang salah tentang payudara dari segi sexual. Disini lah ibu butuh banyak dorongan dan dukungan positif. Jangan pedulikan tanggapan negatif yang dapat mengganggu kenyamanan dan rasa percaya diri ibu akan ASI dan menyusui.

Memang tidak mudah menjaga jarak dari orang-orang yang tidak mendukung ibu dalam hal menyusui. Namun ingatlah bahwa ibu butuh suasana dan lingkungan yg kondusif demi keberhasilan ASI eksklusif. Ingatlah selalu bahwa bayi ibu butuh air susu ibu. Ingatlah selalu akan hal ini diatas segala kritikan dan tekanan. Jika ibu sulit menghadapi berbagai kritikan dan tekanan, mintalah bantuan suami ataupun orang lain yang dapat membantu ibu untuk menghadapi hal tsb.

Mungkin ibu berpikir, "Bagaimana jika orang yg tidak mendukung saya adalah ibu saya atau ibu mertua saya ? Bagaimana cara utk menghadapinya ?". Banyak eyang baru yang tidak berhasil menyusui anaknya saat ia bayi. Beberapa eyang yang sedih akan berupaya sedemikian rupa membantu agar anaknya ataupun menantunya sukses menyusui bayinya. Namun ada juga eyang yang justru menjadi defensif. Mereka akan berupaya mempertahankan pendapatnya agar diberikan susu formula dan menganggap menyusui adalah hal yang menyebalkan. Nah tahukah anda pengalaman ibu anda ataupun ibu mertua anda dalam hal menyusui ?! Tanyakan hal ini kepada mereka. Dengarkan cerita dan pengalaman mereka saat menyusui dulu. Dengan demikian, anda mendapatkan informasi, dukungan ataupun masalah teknis yang mungkin anda belum dapatkan. Hal ini akan mengetahui bagaimana perjuangan mereka dahulu dan bagaimana anda mengetahui betul bahwa mereka adalah orang tua yang baik. Dengan menunjukkan empati dan mendengarkan pengalaman mereka, anda akan mendapatkan dukungan ataupun masukan yang baik dalam menyusui.

Kewajiban lainnya

Di minggu-minggu pertama menyusui, ibu akan terfokus pada perawatan anak, menyusui dan merawat diri sendiri. Tanggung jawab lainnya tidak akan terlalu menjadi perhatian. Jika anda memiliki anak yang lebih besar (akak dari bayi), anda perlu memperhatikan mereka juga. Padahal anda harus membagi perhatian utama ke bayi dan anda sendiri. Mintalah bantuan kepada suami ataupun pengasuh yang akan membantu anda dalam memenuhi kebutuhan utama sang kakak.

Biasanya teman ataupun kerabat akan mengunjungi ibu di awal-awal pasca ibu melahirkan. Di saat spt ini ibu seringkali merasa tidak dapat leluasa menyusui bai ataupun utk beristirahat. Jika hal ini terjadi, katakanlah secara perlahan dan sopan kepada tamu bahwa ibu butuh waktu untuk menyusui ataupun istirahat. Jika tamu tsb tetap memaksa utk tinggal, maka cara terbaik adalah membatasi waktu berkunjung. Atau ibu dapat menjelaskan secara perlahan bahwa ibu butuh istirahat.

Istirahat di tempat tidur

Tahukah anda bahwa istrihat di tempat tidur di hari-hari pertama menyusui adalah kunci awal keberhasilan menyusui. Ibu dapat membawa buku atau majalah ataupun tv untuk dibawa ke kamar ibu. Siapkan juga snack dan minuman di dekat tempat tidur. Jadi ibu hanya berdiri jika ke kamar mandi. Meluangkan waktu untuk memanjakan diri sendiri dan menyusui bayi kapanpun ia inginkan, akan membantu kelancaran ASI. Jika perlu jelaskan ke tiap orang bahwa ini adalah "perintah dokter" jika ibu butuh justifikasi. Pasca melahirkan, banyak dokter yang menginstruksikan kepada ibu utk melakukan hal diatas. Karena meskipun ibu merasa senang dan segar, tubuh ibu tetap butuh istirahat banyak utk memulihkan diri pasca melahirkan. Jika ibu tidak istirahat di awal-awal pasca melahirkan, maka beberapa bulan berikutnya akan terasa lebih sulit. Dan hal ini jelas akan mempengaruhi produksi dari ASI.

Masak dan pekerjaan rumah

Dari sekian banyak tanggung jawab, ada 2 hal yang sebaiknya tidak ibu lakukan sendiri, yaitu masak dan pekerjaan rumah. Mintalah bantuan teman ataupun keluarga utk dapat membantu ibu menyiapkan makanan. Jadi jika ada banyak tamu yang datang membawakan banyak makanan, simpanlah dalam kulkas utk cadangan makanan ibu nanti. Biasanya banyak tamu yang berpikir jika mereka membawa makanan akan jauh lebih bermanfaat utk ibu pasca melahirkan.

Pekerjaan rumah, terutama di hari-hari saat ibu melahirkan, akan terasa sangat menumpuk. Ini bukan waktunya utk ibu memikirkan hal-hal resik spt ini. Meskipun banyak yang sudah membantu membersihkan rumah dsbnya. Jangan pedulikan hal-hal yang detail, terutama menyangkut urusan keapikan rumah, selama masa awal menyusui. Jangan paksakan diri utk membereskan pekerjaan rumah, terutama di awal pasca melahirkan. Mintalah bantuan orang lain. Beritahukan mereka dimana letak piring akan menghemat energi ibu daripada mengerjakannya sendiri. Ingat dan ingatlah selalu bahwa urusan rumah bukanlah tanggung jawab anda saat ini. Tiap orang yang bertamu akan mengerti bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Sehingga mereka tidak akan menuntut rumah selalu terlihat rapi. Seorang ibu menyusui yang mengatakan:

"Memang melakukan sesuatu tidak semudah mengatakan sesuatu. Semua orang bilang saya hanya boleh menyusui saja. Santai dan jangan memikirkan urusan rumah. Jangan hiraukan. Konsentrasi menyusui saja. Lupakan urusan lain. Saya pikir saya tidak akan menghiraukan nasehat itu, Ini sama saja saya membiarkan diri saya sendiri bermalas-malasan. Padahal saya dapat melakukannya meski saya harus mengurus dan menyusui bayi saya. Saya tidak mengerti kenapa tiap orang menyarankan hal tsb".

Jawabannya hanya satu : Jangan biarkan energi ibu habis untuk hal yang tidak perlu, meski itu sekecil apapun. Simpan energi ibu untuk menyusui bayi.

Pengasuh pasca melahirkan (Postpartum Doula Care )

Banyak ibu yang memilki suami ataupun keluarga yang begitu mendukung dan membantu semua urusan ibu. Namun ada hal lain yg ibu butuhkan selain hal tsb.Selain merawat bayi, ibu juga perlu merawat dan memanjakan diri sendiri. Terkadang ibu juga merasa kebingungan dalam merawat bayi baru lahir. Disinilah ibu butuh bantuan dari doula. Doula adalah orang (biasanya wanita) profesional yg membantu ibu dalam merawat bayi dan memberikan dukungan dalam menyusui. Banyak juga doula yg ikut membantu ibu dalam proses persalinan, meski banyak juga yg membantu ibu pasca melahirkan. Doula juga dapat membantu ibu dalam mengurus rumah, mengasuh sang kakak dari bayi, ataupun merawat anda. Kehadiran doula bukan hanya utk membantu hal-hal tsb diatas, tetapi juga membantu memastikan ibu agar tetap percaya diri selama proses menyusui dengan bayinya.

Saat ibu memilih menyewa doula, tanyakan betul bagaimana filosofinya tentang perawatan bayi. Apakah ia percaya bahwa bayi disusui kapanpun bayi menginginkan atau ia lebih meyakini agar proses menyusui dilakukan berdasarkan jam? Apakah dia lebih suka bayi tinggal sekamar bersama ibu, atau ia lebih suka bayi dirawat olehnya ? Apakah ia mengerti betul tentang masalah-masalah menyusui ? Apalah dia menyarankan ibu untuk menemui konsultan laktasi jika dibutuhkan ? Dengan mengetahui betul filosofi dari doula yg akan ibu sewa, maka ibu dapat memastikan kelancaran berbagai urusan di rumah dan proses menyusui. Dan apabila ibu memiliki berbagai pertanyaan atau sekedar ingin mengetahui berbagai hal seputar menyusui, ibu dapat menghubungi ahli laktasi.

Makan, minum dan tidur nyenyak

Agar anda memiliki tenaga utk menyusui dan merawat bayi, anda butuh makanan yang bergizi, banyak cairan dan tidur yang banyak. Jangan melewatkan saat makan. Bahkan, ibu perlu makan snack bergizi di sela-sela waktu makan. Secara umum, jumlah dan kualitas makanan sangat perlu diperhatikan bagi ibu menyusui. Meski tubuh ibu akan membuat ASI yang bagus (berkualitas) meskipun ibu makan makanan yg kurang gizi. Makan makanan yang bergizi akan mengembalikan tubuh ibu ke kondisi prima. Karena itu nikmatilah waktu makan dengan baik.

Minuman juga perlu diperhatikan. Minumlah saat ibu merasa haus. Ingatlah, minum dalam volume yang banyak tidak akan memperbanyak ASI. Air adalah cairan terbaik. Meskipun ibu dapat minum the yg tidak berkafein jika ibu menginginkannya. Buah dan jus jeruk juga sangat bermanfaat karena gizinya yg baik. Tapi jika anda minum jus yang ada dalam kemasan, pastikan anda membaca label kemasan. Pastikan tidak ada gula di dalamnya. Gula dalam jus kemasan hanya akan menambah kalori yang tidak diperlukan tubuh. Beberapa ibu merasa jika ia minum banyak jus jeruk, maka bayinya menjadi rewel. Demikian juga dengan susu sapi. Beberapa bayi sensitif thd protein dari susu sapi yg ada di dalam ASI. Meski hanya sedikit ibu yg mengalaminya.

Ada anggapan bahwa ibu harus minum susu agar dapat membuat ASI. Anggapan ini tidak benar. ASI dibuat dari berbagai nutrien yg ada dari berbagai sumber. Jadi bukan hanya dari susu. Banyak ibu yang tidak minum susu dan tidak ada masalah dalam produksi ASInya.

Selain urusan makan dan minum, hal lain yg perlu ibu perhatikan adalah masa tidur. Tidurlah kapanpun ibu bisa. Tidurlah saat bayi sedang tidur. Di awal kehidupannya, bayi masih belum memiliki pola tidur yg teratur. Sehingga waktu malam ia masih memungkinkan sering bangun dan memotong waktu tidur ibu di malam hari. Karena itu tidurlah saat bayi sedang tidur. Saat bayi tidur, biasanya ibu memanfaatkannya utk menelpon, menulis, mengerjakan pekerjaan rumah dsbnya. Padahal inilah waktu yg tepat utk ibu banyak beristirahat. Mungkin tidak mudah utk ibu tidur saat bayi tidur. Terutama jika tidak alma kemudian bayi bangun. Namun seiring waktu ibu akan terbiasa beristirahat dan mengikuti ritme bayi. Percayalah ibu akan mendapatkan banyak manfaat dengan istirahat banyak. Apalagi tubuh ibu butuh memulihkan kondisi pasca melahirkan.

Agar produksi ASI selalu optimal

Menyeimbangkan urusan menjaga produksi ASI agar terus optimal, menyusui dan mengurus keluarga adalah hal yg tidak mudah. Setiap hari ibu harus memenuhi kebutuhan bayi, keluarga dan diri sendiri. Terkadang sulit sekali bagi ibu utk membagi perhatian dan menyeimbangkan semua urusan. Jika hal ini terjadi, cobalah utk selalu mengingat bahwa ibu telah memberikan yg terbaik utk keluarga ibu sesuai dengan kemampuan ibu. Jangan pernah memaksakan diri sendiri. Anda akan kelelahan jika berusaha memaksakan diri. Akibatnya produksi ASI juga tidak optimal. Bersikap ariflah dalam melalui proses ini. Ingatlah, anda butuh waktu banyak utk mencintai bayi anda, sosok mungil yg baru lahir dan butuh waktu singkat sebelum ia tumbuh besar.

Referensi

American Academy of Pediatrics. Policy statement: Breastfeeding and the use of human milk. Pediatrics 2005; 115(2):496-506.

Buranasin, B. The effects of rooming-in on the success of breastfeeding and the decline in abandonment of children. Asia Pac J Public Health 1991; 5(3):217-20.

Dewey, K., Nommsen-Rivers, L., Heinig, M., Cohen, R. Risk factors for suboptimal infant breastfeeding behavior, delayed onset of lactation, and excess neonatal weight loss. Pediatrics 2003; 112(3 Pt 1):607-19.

Grajeda, R. and Perez-Escamilla, R. Stress during labor and delivery is associated with delayed onset of lactation among urban Guatemalan women. J Nutr 2002; 132(10):3055- 60.

Hartmann, P. Lactation and reproduction in Western Australian women. J Reprod Med 1987; 32:543-47.

Hartmann, P. and Prosser, C. Physiological basis of longitudinal changes in human milk yield and composition. Fed Proc 1984; 43:2448-53.

Houston, M., Howie, P., McNeilly, A. Factors affecting the duration of breast feeding: 1. Measurement of breast milk intake in the first week of life. Early Hum Dev 1983; 8:249-54.

Hurst, N., Valentine, C., Renfro, L. et al. Skin-to-skin holding in the neonatal intensive care unit influences maternal milk volume. J Perinatol 1997; 17(3):213-17.

Oslislo, A. and Kaminski, K. Rooming-in: a new standard in obstetrics and neonatology. Ginekol Pol Apr 2000; 71(4):202-7.

Ransjo-Arvidson, A., Matthiesen, A., Lilja, G. et al. Maternal analgesia during labor disturbs newborn behavior: effects on breastfeeding, temperature, and crying. Birth 2001; 28(1):5-12.

Righard, L. and Alade, M. Effect of delivery room routines on success of first breast-feed. Lancet 1990; 336:1105-07.

Rowe-Murray, H. and Fisher, J. Baby friendly hospital practices: cesarean section is a persistent barrier to early initiation of breastfeeding. Birth 2002 Jun; 29(2):124-31.

Wang, Y. and Wu, S. Effect of early suckling and emptying the breasts after nursing on exclusive breastfeeding. Zhonghua Fu Chan Ke Za Zhi 1994; 29(8):465-7, 509-10.

Widstrom, A., Wahlberg, V., Matthiesen, A. Short-term effects of early suckling and touch of the nipple on maternal behavior. Early Hum Dev 1990; 21:153-63.

Yamauchi Y. and Yamanouchi, I. The relationship between rooming-in/not rooming-in and breast-feeding variables. Acta Paediatr Scand 1990; 79:1017-22.

Last edited Sunday, September 18, 2005 9:38 PM by jlm.

Diterjemahkan bebas oleh Luluk Lely Soraya I @ September 2005

Kolostrum Si Cairan Emas

Cari tahu apa itu kolostrum dan manfaatnya yuk !
Ilustrasi diambil dari Tabloid Nakita

Sedikit jumlahnya, kaya kandungannya

Sesaat setelah ibu melahirkan, seluruh organ produksi ASI akan memproduksi cairan yg amat sangat berharga, yaitu kolostrum. Jangan bayangkan kolostrum berwarna putih susu. Cairan ini berwarna kuning hingga oranye, kental, lengket dan terkadang bening. Jumlahnya pun hanya sekitar 3-5 sdt. Namun meski sedikit, kolostrum amat padat dg nutrisi utk bayi baru lahir. Cairan ASI di hari-hari pertama ini kaya akan karbohidrat, protein dan amat kaya akan antibodi yg melindungi bayi dari terkena berbagai penyakit infeksi. Kolostrum ini merupakan makanan sempurna yg amat sgt disesuaikan bagi bayi. Kolostrum yg dihasilkan ibu dg bayi prematur akan beda dg kolostrum yang dihasilkan ibu dengan bayi cukup bulan.

Karena jumlahnya yang sedikit dan berwarna bukan putih susu ini, seringkali ibu merasa ASInya belum keluar. Sehingga banyak ibu yang ragu hingga si kecil diberikan susu formula. Selain itu, sekali lagi meski jumlah kolostrum relatif minim jumlah itu jelas sangat mencukupi lambung bayi yang memang masih mini.

Kolostrum bikin bayi sering BAB

Di minggu-minggu pertama usia bayi baru lahir, jangan kaget jika si kecil bolak balik Buang Air Besar (BAB).

Selain memberikan perlindungan akan berbagai penyakit infeksi, kolostrum juga memiliki efek laksatif (obat urus-urus) yg akan membantu bayi mengeluarkan tinja dari sistem pencernaannya. Sehingga efeknya juga akan membantu mengeluarkan bilirubin dari darah dan melindungi bayi dari kuning (jaundice).

Setelah sekitar 1-2 mg, organ produksi ASI akan memproduksi asi matang (mature milk). Selama masa transisi ini, konsentrasi antibodi dalam ASI akan berkurang, tapi volumenya meningkat.

Dan secara bertahap volume akan meningkat dan warna dari ASI mulai terlihat lebih putih dan lebih encer. Pada masa-masa spt ini berikan ASI sesering mungkin, jangan dibatasi. Biasanya ibu akan menyusui 8-12 kali atau lebih. Makin sering disusui, makin banyak ASI yg diproduksi ! Sisi lain tentu saja, payudara bengkak dapat dihindari.

Kehebatan kolostrum

Kolostrum bukan hanya nutrisi sempurna bagi bayi anda, tetapi juga kandungannya yg amat kaya akan zat anti kuman yang melindungi bayi dari berbagai macam penyakit. Kolostum memiliki kandungan zat imun yg jauh lebih tinggi dari ASI matang (ASI setelah kolostrum).

Kolostrum mengandung sejumlah besar antibodi yang disebut dengan IgA (secretory immunoglobulin A ). Sebelum bayi lahir, ia akan mendapatkan antibodi lain, IgG, melalui plasenta. IgG bekerja melalui sistem sirkulasi bayi, tetapi IgA akan melindungi bayi dari serangan kuman di daerah membran mukus di tenggorokan, paru-paru dan usus.

Kolostrum juga memiliki peranan penting dalam sistem pencernaan bayi. Usus bayi baru lahir umumnya amat rentan / "berlubang-lubang" (very permeable). Kolostrum akan menutup lubang-lubang di saluran pencernaan dengan membuat benteng yang akan mencegah masuknya substansi asing masuk.

Kolostrum juga mengandung kaya akan lekosit, sel darah putih yang akan menghancurkan bakteri jahat dan virus.

Kurang lebih 2 minggu setelah bayi lahir, secara perlahan kolostrum akan berubah menjadi ASI matang. Selama masa transisi ini zat antibodi dalam ASI relatif menurun, tetapi jumlahnya makin banyak karena ASI dibuat makin banyak. Bahkan selama bayi masih mendapatkan ASI, maka ia akan mendapatkan zat anti imun untuk melawan bakteri jahat dan virus. Jadi karena ASI itu emas, ayo kita perlakukan ia selayaknya emas. Kita gali dan produksi sebanyak-banyaknya. Hingga si kecil mendapatkan manfaat dan kehebatan ASI selama mungkin.

Ditulis bebas oleh Luluk Lely Soraya I, September 2006

Referensi artikel :

What is colostrum? How does it benefit my baby? (http://www.lalechel eague.org/ FAQ/colostrum. html)

Tehnik memerah ASI

TEKNIK MARMET

Bertahun-tahun lamanya para ibu telah menggunakan cara memeras ASI dg teknik Marmet yg mengutamakan let-down refleks. Bahkan banyak ibu menyusui yg menyatakan bahwa dg teknik marmet ini produksi ASInya meningkat. Ibu menyusui yg sebelumnya memerah ASI ataupun yg belum pernah memerah ASI akan mendapatkan hasil sempurna dg teknik ini.

PENTINGNYA TEKNIK MEMERAH YANG TEPAT

Jika kita perhatikan cara memerah ASI dg tangan tampaknya sulit dari yg dibayangkan. Dalam hal ini, tangan harus lebih cepat dari mata. Sehingga banyak ibu yg merasa bahwa memerah ASI dg tangan sangat sulit. Meskipun ia telah belajar dari bacaan atau pun praktek langsung. Memang, ASI dapat diperah dg mudah tanpat teknik apapun. Namun satu hal yg sering terlupakan adalah teknik yg tidak tepat akan merusak jaringan lemak pada payudara, membuat payudara menjadi lecet. Bahkan kulit payudara bisa menjadi memar atau memerah.

Memerah ASI dg teknik Marmet awalnya diciptakan oleh seorang ibu yg harus mengeluarkan ASInya karena alasan medis. Awalnya ia kesulitan mengeluarkan ASI dg refleks yg tidak sesuai dg refleks keluarnya ASI saat bayi menyusu. Hingga akhirnya ia menemukan satu metode memijat dan menstimulasi agar refleks keluarnya ASI optimal. Kunci sukses dari teknik ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara memijat.

Jika teknik ini dilakukan dg efektif dan tepat, maka seharusnya tidak akan terjadi masalah dalam produksi ASI ataupun cara mengeluarkan ASI. Teknik in dapat dg mudah dipelajari sesuai instruksi. Tentu saja semakin sering ibu melatih memerah dg teknik marmet ini, maka ibu makin terbiasa dan tidak akan menemui kendala.

KEUNGGULAN MEMERAH ASI

Banyak sekali keuntungan memerah ASI dg teknik marmet. Diantaranya :

Penggunaan pompa ASI relatif tidak nyaman dan tidak efektif mengosongkan payudara.

Banyak ibu telah membuktikan bahwa memerah ASI dg tangan jauh lebih nyaman dan alami (saat mengeluarkan ASI).

Refleks keluarnya ASI lebih mudah terstimulasi dg Skin to skin contact (dg cara memerah tangan) daripada penggunaan pompa (terbuat dari plastik).

Jelas nyaman digunakan

Aman dari segi lingkungan

Portable (mudah dibawa kemana-mana) . Tidak mungkin kan ibu lupa membawa tangannya ?

Dan yg paling mengasyikkan : GRATIS

BAGAIMANA ASI DIPRODUKSI

Sel-sel pembuat ASI (Aveoli)

Areola (Bagian gelap daripayudara)

Gudang ASI

Puting

Saluran ASI

ASI diproduksi oleh sel-sel pembuat ASI (alveoli). ASI tsb disalurkan melalui saluran ASI dan disimpan di gudang ASI. Ketika alveoli terstimulasi, maka sel-sel tsb akan memproduksi ekstra ASI ke dalam sistem saluran. Kondisi ini disebut juga Refleks keluarnya ASI (Let-down reflex).

MEMERAH ASI

Mengeluarkan ASI dari Gudang ASI hingga tuntas

1. LETAKKAN ibu jari dan dua jari lainnya

(telunjuk & jari tengah) sekitar 1 cm hingga 1,5 cm dari areola

* Usahakan utk mengikuti aturan tsb sbg panduan. Apalagi ukuran dari areola tiap wanita bervariasi.

* Tempatkan ibu jari diatas areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi jam 6 spt pada gambar.

* Perhatikan bahwa jari-jari tsb terletak diatas gudang ASI. Sehingga proses pengeluaran ASI optimal.

* Hindari melingkari jari pada areola spt gambar ini. Posisi jari seharusnya TIDAK berada di jam 12 dan jam 4.

…………………………………………

Dorong (Push)

Gulung (Roll)

(Keluarkan) Finish Roll

2. DORONG ke arah dada

Hindari meregangkan jari.

Bagi yg berpayudara besar, angkat dan dorong ke arah dada.

3. GULUNG menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan

Gerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga kosong. Jika dilakukan dg tepat, maka ibu tidak akan kesakitan saat memerah.

Catatan : Perhatikan posisi dari ibu jari dan jari-jari lainnya pada gamabr dg baik. Arah panah menunjukkan arah tekanan jari saat melakukan gerakan. Perhatikan posisi jari berubah pada tiap gerakan mulai dari posisi Push (jari terletak jauh di belakang areola) hingga posisi Roll (jari terletak di sekitar areola).

4. ULANGI SECARA TERATUR (RYTHMICALLY) hingga gudang ASI kosong.

Posisikan jari secara tepat, push (dorong), roll (gulung); posisikan jari secara tepat, push (dorong), roll (gulung).

5. PUTAR ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya. Demikian juga saat memerah payudara lainnya, gunakan kedua tangan. Misalkan, saat memerah payudara kiri, gunakan tangan kiri. Juga saat memerah payudara kanan, gunakan tangan kanan. Saat memerah ASI, jari-jari berputar seiring jarum jam ataupun berlawanan agar semua gudang ASI kosong. Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi jam 6 & jam 12, kemudian posisi jam 11 & jam 5, kemudian jam 2 & jam 8, kemudian jam 3 & jam 9. Gambar berikut menunjukkan posisi tangan pada payudara kanan.

Tangan Kanan…….. Tangan Kiri

HINDARI GERAKAN BERIKUT

…………………… …………….

Menekan (Squeeze)

Menarik-narik (Pulling)

Slide on

Hindari menekan / memencet payudara. Hal ini dapat melukai payudara.

Hindari menarik-narik puting payudara. Hal ini dapat merusak lapisan lemak pada areola.

Hindari menekan dan mendorong (sliding on) payudara. Hal ini dapat menyebabkan kulit pada payudara memar atau memerah.

AGAR ASI MUDAH DIKELUARKAN

Hal-hal dibawah ini dapat membantu merangsang (stimulasi) refleks keluarnya ASI.

……………………………

PEMIJATAN (MASSAGE)

STROKE

MENGGUNCANG (SHAKE)

1. PIJATLAH sel-sel produksi ASI dan saluran ASI.

Mulai dari bagian atas payudara. Dg gerakan memutar, pijat dg menekan ke arah dada.

2. TEKANLAH daerah payudara dari bagian atas hingga sekitar puting dg tekanan lembut dg jari spt menggelitiki.

3. GUNCANGLAH payudara dg arah memutar. Gerakan gravitas akan membantu keluarnya ASI.

.

PROSEDUR

Prosedur berikut diutamakan bagi para ibu yg memberikan ASI eksklusif dan bagi mereka yg ingin meningkatkan produksi ASI juga menjaga agar produksi ASI optimal.

* Perahlah kedua payudara hingga ASI kosong dari gudang payudara (ditandai dg aliran ASI yg menurun).

*Lakukan prosedur stimulasi refleks keluarnya ASI agar ASI mudah dikeluarkan (massage, stroke, shake) pada kedua payudara. Prosedur tsb dapat dilakukan kapanpun.

*Ulangi seluruh proses memerah ASI pada tiap payudara dan teknik stimuasi refleks keluarnya ASI sekali atau dua kali. Aliran ASI biasanya menurun pada kali kedua atau ketiga. Ini artinya gudang ASI mengering.

WAKTU

KESELURUHAN PROSEDUR umumnya membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit.

*Perahlah tiap payudara selama 5-7 menit.

*Pijat (Massage), stroke, guncang (shake).

*Perahlah lagi tiap payudara selama 3-5 menit.

*Pijat (Massage), stroke, guncang (shake).

*Perahlah lagi tiap payudara selama 2-3 menit.

Catatan :

Jika supply ASI terjaga, gunakan waktu semaksimal mungkin. Waktu tsb diatas hanya sbg patokan saja. Perhatikan aliran ASI dan ganti payudara lainnya jika aliran ASI pd payudara tsb sudah mulai menurun.

Catatan : Jika ASI tidak keluar atau hanya sedikit ASI yg keluar, ikuti petunjuk diatas dg periode waktu lebih singkat dan sering.







Diterjemahkan bebas dari artikel “MARMET TECHNIQUE” oleh Luluk Lely Soraya I, March 2006


Bayi ASI Eksklusif perlu minum air gak ya..?

Sumber Artikel : http://www.kellymom .com/nutrition/ solids/baby- water.html

Bayi ASI eksklusif perlu minum air gak ya ?!

(Diterjemahkan bebas dari artikel "Guidelines for offering water to breastfed babies" oleh Luluk Lely Soraya I, September 2006)

Tentu saja tidak perlu ! Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif tidak perlu minum air. Ingat loh, ASI mengandung 88% air. Meskipun kolostrum jumlahnya sedikit, bayi tetap tidak membutuhkan ekstra air. Menurut American Academy of Pediatrics, "Suplemen (air, air gula, susu formula dan cairan lainnya) sebaiknya tidak diberikan ke bayi ASI eksklusif, kecuali jika instruksi dari dokter atas dasar indikasi medis. Selama 6 bulan pertama kehidupan bayi, air ataupun cairan lain sama sekali tidak diperlukan oleh bayi ASI eksklusif meskipun udara panas. Ingat pemberian cairan tsb dapat mengundang masuknya kuman atau alergen."

Selain itu, bayi ASI eksklusif TIDAK membutuhkan air ketika udara amat sangat panas (dg asumsi bayi disusui sesering yang ia mau). Bayi mendapat kecukupan cairan dari ASI. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi ASI eksklusif sama sekali tidak membutuhkan ekstra cairan. Penelitian ini dilakukan di berbagai lokasi berbeda (baik yang berudara lembab atau kering) dg suhu ruang berkisar 22-41°C (71.6-105.8°F) dan tingkat humiditas sekitar 9-96%.

Catatan :

Bayi yang mendapatkan susu formula juga tidak membutuhkan ekstra air. Beberapa sumber menyarankan agar memberikan air untuk bayi susu formula jika udara sangat panas (meskipun yg terbaik adalah lebih sering memberikan susu formula untuk mendapatkan ekstra cairan), atau jika bayi demam (konsultasikan dengan dokter anak).

Untuk bayi baru lahir (khususnya bayi berusia <>

a.. Bayi dibawah umur 2 bulan sebaiknya tidak diberikan ekstra cairan.

b.. Pemberian ekstra air seringkali dihubungkan dengan kenaikan kadar bilirubin pada bayi kuning.

c.. Terlalu banyak cairan dapat memicu kondisi lebih serius, seperti Oral Water Intoxication (lihat oral water intoxication) .

d.. Pemberian air (yg jelas tidak mengandung kalori) akan membuat bayi kenyang, sehingga bayi dapat malas menyusu. Efeknya tentu saja resiko berat badan menurun dapat terjadi.

e.. Karena bayi kenyang minum air, maka jelas ia makin malas menyusu. Akibatnya produksi ASI akan menurun seiring dg makin jarangnya bayi menyusu.

Untuk bayi lebih besar (bayi <>

a.. Terlalu banyak air dapat membuat bayi kenyang dan malas menyusu. Seluruh kebutuhan nutrisi dan kalori yang dibutuhkan bayi ASI eksklusif terdapat dalam ASI.

b.. ASI memiliki kadar air yang amat sangat mencukupi kebutuhan cairan bayi, meski udara sangat panas.

Begitu bayi sudah mulai mendapatkan MPASI (diatas usia 6 bulan), ibu dapat memberikan MPASI atau air pada campuran makanannya.

Informasi lebih lanjut :

Exclusive Breastfeeding: The Only Water Source Young Infants Need FAQ Sheet No. 5 from the Linkages Project

Supplemental Water in Breastfed Infants by Jay Gordon, MD

Do Breastfed Babies Need Water? by Anne Smith, IBCLC

Should I give my baby water as well as breastmilk? by Annie VerSteeg, IBCLC

Water: Dangerous for newborns? by Debbi Donovan, IBCLC

Water for Babies: When is it appropriate to give your baby water? by Teresa Pitman

American Academy of Pediatrics Section on Breastfeeding. Breastfeeding and the Use of Human Milk. Pediatrics. 2005 Feb;115(2):496- 506.

References

No need for water in hot weather

Almroth S, Bidinger PD. No need for water supplementation for exclusively breast-fed infants under hot and arid conditions. Trans R Soc Trop Med Hyg. 1990;84:602- 604. [This study took place in India at temperatures from 35-40°C and relative humidity of 10-35%.]

Almroth SG. Water requirements of breast-fed infants in a hot climate. Am J Clin Nutr. 1978 Jul;31(7):1154- 7. [This study took place in Jamaica, at an average outdoor temperature of 27.6°C.]

Armelini PA, Gonzalez CF. Breast feeding and fluid intake in a hot climate. Clin Pediatr. 1979;18:424- 425.

Ashraf RN, Jalil F, Aperia A, Lindblad BS. Additional water is not needed for healthy breast-fed babies in a hot climate. Acta Paediatr. 1993 Dec; 82(12): 1007-11. [This study took place in Lahore, Pakistan at temperatures from 27.4-40.7°C and relative humidity of 24-77%.]

Brown KH, Creed de Kanashiro H, del Aguila R, Lopez de Romana G, Black RE. Milk consumption and hydration status of exclusively breastfed infants in a warm climate. J Pediatr. 1986;108:677- 680. [This study took place in Peru at temperatures from 26-33°C and relative humidity of 49-96%.]

Cohen RJ, Brown KH, Rivera LL, Dewey KG. Exclusively breastfed, low birthweight term infants do not need supplemental water. Acta Paediatr. 2000 May; 89(5): 550-2. [This study took place in Honduras at temperatures from 22-36°C and relative humidity of 37-86%.]

Goldberg NM, Adams E. Supplementary water for breast-fed babies in a hot and dry climate--not really a necessity. Arch Dis Child. 1983 Jan;58(1):73- 4. [This study took place in the Sinai desert, with temperatures between 32 and 37°C]

Sachdev HP, Krishna J, Puri RK. Do exclusively breast fed infants need fluid supplementation? Indian Pediatr. 1992 Apr; 29(4): 535-40.

Sachdev HP, Krishna J, Puri RK, Satyanarayana L, Kumar S. Water supplementation in exclusively breastfed infants during summer in the tropics. Lancet. 1991 Apr 20; 337(8747): 929-33. [This study took place in the tropics at temperatures from 34-41°C and relative humidity of 9-60%.]

Senanayake MP, Weerawarna H, Karunaratne KW, de Silva TU. Do babies need water in Sri Lanka? Ceylon Med J. 1999 Sep; 44(3): 126-9.

Jaundice

de Carvalho M, Klaus MH, Merkatz RB. Frequency of breast-feeding and serum bilirubin concentration. Am J Dis Child 1982 Aug;136(8):737- 8.

de Carvalho M, Hall M, Harvey D. Effects of water supplementation on physiological jaundice in breast-fed babies. Arch Dis Child. 1981: 56: 568-569).

Nicoll A, Ginsburg R, Tripp JH. Supplementary feeding and jaundice in newborns. Acta Paediatr Scand 1982 Sep;71(5):759- 61.

General

Glover J, Sandilands M. Supplementation of breastfeeding infants and weight loss in hospital. J Hum Lact 1990 Dec;6(4):163- 6.

Martin-Calama J, Bunuel J, Valero MT, Labay M, Lasarte JJ, Valle F, de Miguel C. The effect of feeding glucose water to breastfeeding newborns on weight, body temperature, blood glucose, and breastfeeding duration. J Hum Lact 1997 Sep;13(3):209- 13.

Scariati PD, Grummer-Strawn LM, Fein SB. Water supplementation of infants in the first month of life. Arch Pediatr Adolesc Med. 1997 Aug;151(8):830- 2.

World Health Organization, Division of Child Health and Development Update No. 9: Breastfeeding and the Use of Water and Teas, November 1997.

Dimodifikasi : 05/11/2005
Ditulis : 5/21/98

Berkurangkah ASI saya...?

Sumber artikel : http://www.kellymom .com/bf/supply/ breast-fullness. html

Tolong....payudara saya terasa kosong ! Berkurangkah ASI saya ?!
By Kelly Bonyata, BS, IBCLC

Setelah 6-12 minggu pasca melahirkan, normal loh jika ibu merasa payudaranya terasa gak penuh atau kosong

Banyak ibu yang mengkhawatirkan produksi ASInya diawal-awal masa menyusui. Umumnya mereka merasa ASI yang dipompa lebih sedikit atau payudara terasa lebih "lunak" atau "kosong". Kondisi ini normal terjadi. Umumnya payudara terasa lebih lunak dari beberapa minggu sebelumnya. Meskipun jeda menyusui cukup panjang, ibu merasa payudaranya terasa sedikit penuh. Tidak sepenuh minggu-minggu sebelumnya.

Di awal masa menyusui, ibu seringkali merasa payudaranya penuh (bahkan bengkak). Kondisi ini sebetulnya bukan kondisi yang normal terjadi selama masa menyusui. Karena pada masa tsb, payudara belum menyesuaikan jumlah ASI yang dibutuhkan bayi. Di awal masa menyusui, umumnya payudara ibu akan memproduksi ASI lebih dari jumlah yang dibutuhkan bayi. Hingga pada titik tertentu, yaitu sekitar 6-12 minggu (bahkan lebih pada beberapa ibu), jumlah ASI yang diproduksi relatif mulai menyesuaikan dengan jumlah ASI yang dibutuhkan bayi. Akibatnya, payudara ibu terasa tidak penuh seperti sebelumnya, lunak bahkan terasa "kosong". Di masa ini, umumnya rembesan ASI tidak lagi terjadi. Ibu relatif sulit merasakan efek let-down (ASI yang mengalir). Dan jika ibu memompa atau memerah ASI, ibu akan mendapatkan ASI dalam jumlah yang tidak sebanyak sebelumnya.

Kondisi ini bukan berarti menandakan bahwa produksi ASI menurun. Tetapi organ produksi ASI telah menghitung dan mendapatkan berapa banyak ASI yang dibutuhkan oleh bayi selama ia menyusu. Sehingga ASI berlebih yang sebelumnya diproduksi akan dihentikan dan payudara tidak lagi membuat kelebihan ASI. Perubahan ini terjadi secara perlahan dan tidak terasa oleh ibu. Umumnya ibu tidak mengerti atau menyadari bahwa hal ini normal terjadi. Sehingga banyak juga ibu yang menyapih anaknya atau memberikan asupan selain ASI bagi bayinya. Karena mereka menganggap bahwa ASInya berkurang, kering atau berhenti memproduksi ASI.
Mengapa hal ini bisa terjadi ?! Mengapa produksi ASI di awal masa menyusui berlimpah dan berkurang secara bertahap sesuai dg kebutuhan bayi ?!
Umumnya jumlah ASI yang diproduksi tergantung dari berapa banyak ASI yang dibutuhkan bayi. Namun hal ini tidak 100% terjadi di awal masa menyusui. Pengaruh dari ekstra hormon pasca melahirkan menyebabkan ibu memproduksi ASI lebih dari jumlah yang dibutuhkan bayi. Perubahan kadar hormon pasca melahirkan akan memicu organ produksi ASI untuk menghasilkan ASI berlebih. Di minggu-minggu pertama, kadar prolaktin lebih tinggi dari biasanya hingga nantinya secara bertahap akan menurun hingga kadar normal produksi ASI. Saat ini lah tubuh akan menyesuaikan produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Jadi sekarang ibu sudah mengerti dan tidak perlu khawatir lagi kan ?! Selamat menyusui !

Dimodifikasi : 10/10/2005
Ditulis : 1/20/03
(Artikel ini diterjemahkan bebas oleh Luluk Lely Soraya I, September 2006)

Basi gak ya ASI saya..?

ASIku basi !

Ditranslate dari artikel "Frozen Breastmilk Stinks!"

NAMA IBU: Susan

NAMA BAYI : Gia

UMUR BAYI: 6 bulan

PERTANYAAN:

Saya ingin bertanya tentang ASI peras yg dibekukan. Saat saya kembali bekerja, saya membuat stok ASI dalam freezer. Ketika saya cairkan, saya mencium bau aneh seperti bau logam. Saat saya coba rasakan ternyata memang rasanya spt logam. ASI tsb terasa gak enak, meskipun tidak asam. Tadinya saya pikir karena ASInya masih beku. Namun saat ASI tsb dicairkan, rasa dan baunya sama, spt logam. Akhirnya saya putuskan untuk membuang ASI tsb. Keesokannya saya mulai membuat stok ASI lagi dan saya memastikan menyimpannya dalam wadah yg baik (kantung khusus ASI dari Medela). Namun yg terjadi hal yg sama, hingga akhirnya saya buang lagi. Saya jadi bingung apakah ASI saya memang bermasalah ?! Padahal ASI yg baru diperas tidak memiliki bau ataupun rasa spt itu.

JAWABAN :

Dear Susan,

Kemungkinan masalahnya ada di ASInya ataupun freezer tempat menyimpan ASI. Beberapa ibu memiliki ASI dengan kandungan lipase lebih banyak dari ibu-ibu lainnya. Enzim lipase ini akan memecahkan lemak dalam ASI. Ini lah yg menyebabkan rasa dan bau dari ASI menjadi jelek.

Sekarang coba lakukan eksperimen ini. Coba didihkan ASI sebentar saja. Kemudian bekukan ASI tsb. Setelah itu pernahkah anda mencoba memberikannya ke bayi anda ? Hampir dapat dipastikan bayi anda tidak peduli dg perubahan rasa tsb. (Berbeda jika kita mencoba beberapa susu formula dalam kurun waktu singkat, bayi relatif akan menolaknya).

Pertanyaan selanjutnya, apakah anda menaruh ASI beku di dinding freezer ?! Jika ya, bisa jadi hal ini yg membuat rasa dan bau dari ASI berubah. Apalagi jika kulkas anda memiliki siklus defrost yg otomatis. Jangan pernah menaruh ASI pada dinding freezer.

Satu hal lagi, tahukah anda bahwa ASI dapat disimpan di refrigerator (kulkas bawah) selama 8 hari?! OK selamat mencoba !

Cher Sealy RN, BSN, IBCLC, LLLL

Diterjemahkan bebas oleh Luluk Lely Soraya I, March 2006

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

ASI peras/pompa saya berbau tidak sedap. Apa yg harus saya lakukan ?
http://www.kellymom .com/bf/pumping/ lipase-expressed milk.html

Pada dasarnya ASI memang memiliki rasa dan bau yg agak asam - mirip dengan susu sapi yg diasamkan. Jika ASI anda berbau agak asam, maka ASI tsb relatif aman diberikan ke bayi.

Jika anda kerapkali menemukan ASI peras yg didinginkan berbau atau terasa tidak sedap, cobalah utk memeriksa kembali tatacara menyimpan ASI anda selama ini. Hal ini untuk memastikan apakah ada hal-hal yg dapat mempengaruhi rasa ataupun bau dari ASI :

· Wadah penyimpanan: Berbagai wadah tempat penyimpanan yg tidak mudah rusak sebaiknya digunakan utk menyimpan ASI. Seperti botol kaca, botol plastik, ataupun kantung khusus ASI. Wadah terbaik adalah yg terbuat dari kaca atau food-grade polypropylene atau polybutylene. Kantung dari polyethylene (spt bottle liners) kurang menyimpan nutrien ataupun kandungan imun dari ASI. Tidak sebaik wadah yg terbuat dari kaca ataupun polybutylene. (Jones & Tully 2005).

a.. Jika anda menggunakan botol susu (yg terbuat dari plastik), cobalah untuk menggunakan kantung khusus ASI.
b.. Jika anda biasa menggunakan plastik, cobalah menggunakan kaca.


a.. Kondisi saat menyimpan :
a.. Apakah anda berencana utk membekukan ASI ? Jika anda tidak berencana utk memberikan ASI peras pd bayi anda dalam 5-8 hari kedepan, segeralah bekukan ASI begitu selesai diperah. Saat memberikan, segera berikan ke bayi anda segera setelah dicairkan (tapi sebaiknya <>
b.. Pastikan wadah tempat ASI tertutup rapat, sehingga bau dari makanan di kulkas tidak masuk ke dalam ASI. Cobalah menaruh satu kantung berisi baking soda di dalam kulkas atau freezer untuk membantu menyerap bau dari kulkas.
c.. Simpanlah ASI pada BAGIAN BELAKANG refrigerator (kulkas bawah) atau freezer, BUKAN di pintu kulkas. Jangan menyimpan ASI pada dinding freezer yg memiliki otomatis defrost.
d.. Apakah freezer cukup dingin ? Jika anda menyimpan es krim dalam freezer dan es krim tsb beku, maka temperatur dari freezer tsb benar. Ini artinya freezer bekerja dg baik.


Beberapa ibu mendapatkan ASI beku nya ataupun ASI yg disimpan di refrigerator selama beberapa waktu, berbau atau terasa spt sabun, asam atau bahkan tengik. Meskipun para ibu tsb telah mengikuti petunjuk penyimpanan ASI dg benar. Menurut Lawrence & Lawrence (hal. 781), kemungkinan hal tsb terjadi karena sang ibu memiliki kandungan enzim lipase di ASI dalam jumlah berlebih. Sehingga lemak dalam ASI akan dipecah oleh enzim tsb sesaat setelah ASI diperah. Umumnya bayi tidak mempermasalahkan dg sedikit perubahan bau dan rasa itu, dan jelas ASI tsb tidak berbahaya bagi sang bayi. Namun demikian jika perubahan bau & rasa terasa sekali, maka bayi akan menolaknya.

Lipase adalah enzim yg umumnya terdapat pada ASI dan memiliki beberapa manfaat seperti:

· Lipase akan membantu lemak ASI tercampur dg baik (ter-emulsi sempurna) dengan kandungan protein "whey" dalam ASI. Sehinggalemak tsb akan dipecah menjadi molekul-molekul kecil yg mudah dicerna secara sempurna oleh pencernaan bayi (Lawrence & Lawrence, hal. 156).

a.. Lipase juga membantu memecahkan lemak dalam ASI, sehingga nutrien yg larut dalam lemak (mis. vitamin A & D) dan asam lemak (yg membantu melindungi bayi dari penyakit) akan mudah didapatkan oleh bayi (Lawrence & Lawrence, hal. 156).


a.. Kandungan utama dari lipase di lemak ASI, yaitu bile salt-stimulated lipase (BSSL), "dianggap sebagai faktor utama yg dapat me-nonaktif- kan protozoa. Sehingga jelas bayi terlindungi dari infeksi. (Lawrence & Lawrence, hal. 203).
Menurut Lawrence & Lawrence (hal.158), jumlah BSSL dalam ASI relatif tetap dan tidak berubah dari waktu ke waktu sejak awal masa menyusui. Ada penelitian yg menunjukkan bawah ibu yang kekurangan gizi memiliki kandungan lipase lebihrendah makin harinya.

Apa yg dapat saya lakukan jika memang lipase saya berlebih ? Begitu ASI mulai terasa/berbau asam atau tengik, tidak ada cara untuk mencegahnya. Namun demikian, ASI yg baru saja diperas dapat disimpan, namun sebelumnya dipanaskan (hingga hampir mendidih) agar lipase berhenti bekerja (inactivated) sehingga proses pemecahan lemak terhenti. Panaskan ASI segera setelah diperah.

Cara memanaskan ASI :

· Panaskan ASI pada suhu 180 F (82 C), atau hingga tampak sedikit gelembung di pinggir panci (JANGAN sampai mendidih secara keseluruhan) .

· Segera dinginkan dan simpan ASI.

Pemanasan ini akan merusak kandungan zat anti infeksi dalam ASI dan menurunkan kandungan nutrien dalam ASI, tetapi tidak menjadi masalah utk beberapa stok ASI. Kecuali jika seluruh stok ASI diperlakukan spt itu (dipanaskan dan dibekukan).

Menurut Lawrence & Lawrence, bile salt-stimulated lipase (BSSL) dalam ASI dapat juga dirusak pada pemanasan suhu 144.5 F (62.5 C) selama 1 menit (hal. 205), atau pada 163 F (72 C) selama lebih dari 15 detik (p. 771).

Prosedur tsb diatas dilakukan HANYA jika ASI beku ibu SELALU berbau / terasa asam & tengik.

Additional information
Breastmilk Storage & Handling @

Common Concerns When Storing Human Milk by Cindy Scott Duke, from New Beginnings, Vol. 15 No. 4, July - August 1998, p. 109.

Funny Milk from Lactation Education Resources discusses milk that looks or smells unusual

Soapy aftertaste to breast milk Q&A by Debbi Donovan, IBCLC

Frozen breast milk: My baby is very unhappy with the taste Q&A by Debbi Donovan, IBCLC

Storage and Handling of Breastmilk by Becky Flora, BS, IBCLC (see "What about soured or "off" milk?")

References
Berkow SE, Freed LM, Hamosh M, Bitman J, Wood DL, Happ B, Hamosh P. Lipases and lipids in human milk: effect of freeze-thawing and storage. Pediatr Res. 1984 Dec;18(12):1257- 62.

Bitman J, Wood DL, Mehta NR, Hamosh P, Hamosh M. Lipolysis of triglycerides of human milk during storage at low temperatures: a note of caution. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 1983;2(3):521- 4.

Dupuy P, Sauniere JF, Vis HL, Leclaire M, Lombardo D. Change in bile salt dependent lipase in human breast milk during extended lactation. Lipids. 1991 Feb;26(2):134- 8.

Freed LM, Berkow SE, Hamosh P, York CM, Mehta NR, Hamosh M. Lipases in human milk: effect of gestational age and length of lactation on enzyme activity. J Am Coll Nutr. 1989 Apr;8(2):143- 50.

Hamosh M, Dewey KG, Garza C, et al. Nutrition During Lactation. Institute of Medicine, Washington, DC, National Academy Press, 1991. pp. 138.

Jones F, Tully MR. Best Practice for Expressing, Storing and Handling Mother's Milk in Hospitals, in Homes and in Daycares. Raleigh, NC: Human Milk Banking Association of North America, 2005: 14-15, 20.

Lawrence R, Lawrence R. Breastfeeding: A Guide for the Medical Profession, 6th ed. Philadelphia, Pennsylvania: Mosby, 2005: 156-158, 203-205, 771, 781.

Lawrence RA. Storage of human milk and the influence of procedures on immunological components of human milk. Acta Paediatr Suppl. 1999 Aug;88(430): 14-8.

May JT. Table 7: Effect of heat treatment or storage on antimicrobial factors in human milk. From: May JT. Molecular Virology: Tables of Antimicrobial Factors and Microbial Contaminants in Human Milk. Accessed 9/8/05.

May JT. Antimicrobial properties and microbial contaminants of breast milk--an update. Aust Paediatr J. 1984 Nov;20(4):265- 9.

Page last modified: 09/08/2005
Written: 09/08/05

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Diterjemahkan bebas oleh Luluk Lely Soraya I, March 2006
Jangan mengocok ASI

Linda J. Smith, BSE, FACCE, IBCLC

http://www.bflrc. com/ljs/breastfe eding/shakenot. htm

Mengapa sebaiknya tidak dilakukan ?

Karena saat ASI peras dikocok (saat menghangatkan atau mendinginkan) akan mengubah bentuk molekul dari protein penting dalam ASI, dan yg tersisa hanya asam amino. Laktoferin, lisosim dan komponen penting lainnya hanya bekerja jika struktur molekul mereka tetap. Meskipun ada juga beberapa komponen yg tetap utuh molekulnya, meski dibekukan, dikocok ataupun dihangatkan. Komponen-komponen penting tsb tidak hanya melindungi saluran cerna dari berbagai infeksi, tetapi juga melindungi saluran cerna dari inflamasi. Namun demikian meskipun molekulnya terpecah, asam amino tsb tetap nutrisi yg baik dan dicerna oleh bayi.

Ilustrasinya stp berikut. Bayangkan butiran-butiran kacang kulit (pop-bead) yg dijadikan kalung atau gelang. Saat butiran-butiran tsb menjadi satu sbg gelang ataupun kalung, mereka berfungsi menjadi pelindung yg baik. Namun saat butiran-butiran tsb lepas dari kulitnya, maka masing-masing butiran tsb akan tetap dapat dicerna dg baik. Terlebih lagi, sel-sel tsb adalah sel hidup yg tentu bermanfaat bagi bayi.

Satu lagi kelebihan ASI, meskipun tidak utuh lagi struktur molekulnya, komponen tsb tetap dapat bermanfaat bagi tubuh. Berbeda dg susu formula, yg tidak dapat menyamai hal ini. Bahkan dalamsusu formulapun tidak ada sel hidup spt dalam ASI.

Karena itu, perlakukanlah ASI dengan baik & tepat. ASI lebih dari sekedar nutrisi sempurna utk bayi, tetapi juga sebagai pelindung bayi dari berbagai penyakit infeksi.

© 1998 Linda J. Smith, BSE, FACCE, IBCLC


Diterjemahkan bebas dari artikel " Don't shake the milk" oleh Luluk Lely Soraya I , March 2006